Friday, April 8

Aku, Kau, dan Kalkulus

:Aku dan beberapa kenangan denganmu 3

Ah, tumben ku terlambat pagi itu. Kalkulus sudah mulai, kelas sudah penuh sesak. Duduk dimana? Belakang tentu. Buku usang itu ku keluarkan, sampulnya yang rapuh telah sobek dimakan bangku dan tanganku. Aduh, Integral lagi. Integral pakai lipat pula.

Hei, engkau yang kurindu ada disana, jam setengah satu dari tempatku kini. Tiba-tiba saja waktu menuntunku ke sebelahmu, pada sebuah kursi kosong. Mungkin Tuhan menyediakannya untukku.

Kau melihat kesini. Di samping kirimu kini. Seperti biasa, dengan senyummu yang memikat itu. Beruntungnya buku Kalkulusmu itu, sampulnya saja bisa merasakan hangatnya tanganmu, lembutnya jari-jarimu, sedikit hembusan nafasmu, atau aroma tubuhmu.

Kau mulai bicara, tentang malam, tentang bintang, tentang Mars, tentang Bulan. Ah, keindahan yang biasa kunikmati dikala sepi. Keindahan yang ingin kunikmati bersamamu. Aku rasa semalam aku yang meng-sms-mu tentang semua itu. Dan mungkin aku lupa meng-sms-mu bahwa semua itu tak seindah dirimu.

Sementara Kalkulus terus saja berlanjut, tak ada gelagat akan berhenti. Sedang aku semakin cemburu dengan buku Kalkulusmu itu.


;KLBK (Kelas Lalu Bangkit Kembali)