Friday, April 15

Dua Tiga

Setahun lalu, aku pernah menjajal kekuatan melawan waktu. Hari itu adalah duadua tahun hidupku ini di dunia. Ku terombangambingkan kekuatan waktu yang begitu dahsyat.

Waktu sangat gencar menerjangku pada sekujur dimensi ini. Sedangkan aku hanya bisa membiarkannya melakukan apa saja padaku, pada dimensi ini. Aku kalah namun tak menyerah. Sementara waktu terus saja menghantamku direlung-relung dimensi nisbi ini. Dan aku masih tak menyerah.

Setahun sudah semua itu berlalu. Nampaknya diantara kami tak ada yang menyerah. Waktu tak henti-hentinya memporakporandakan benteng hati ini, sedang tentara-tentara hati gigih bertahan. Aku tak menyerah, takkan.

Aku begitu yakin, waktu kan memberikan sebuah jawaban. Jawaban atas kemurkaannya padaku sejak setahun lalu itu. Jawaban atas segala tamparan kenyataan yang berjalan pada labirin waktu ini. Jawaban atas sebuah pertanyaan: "Mengapa kau ada?"


;Happy birthday to me

Wednesday, April 13

Cintaku

Cintaku,
Berapa ribu puisi lagi yang harus kubuat
Berapa tahun cahaya lagi jarak yang harus kutempuh
Sungguh, begitu sulit, hanya sekedar mendapatkanmu

Cintaku,
Demi engkau, tak pernah kuberpikir duakali
Apa yang kau minta, disitu aku berada
Tapi engkau tak pernah ada, dikala rindu melanda

Cintaku,
Luka ini terlalu pedih dan dalam
Mungkin terlalu lebam dan membuatku tenggelam
Aku tak tahu lagi kemanakah aku harus melangkah

Cintaku,
Sampai disini saja semuanya
Aku berharap semoga segalanya tiada siasia
Dan sampai jumpa di kehidupan selanjutnya


bdiu

;taken from Untitled41.txt on Nov 28th, 2004, 8:13

Friday, April 8

Aku, Kau, dan Kalkulus

:Aku dan beberapa kenangan denganmu 3

Ah, tumben ku terlambat pagi itu. Kalkulus sudah mulai, kelas sudah penuh sesak. Duduk dimana? Belakang tentu. Buku usang itu ku keluarkan, sampulnya yang rapuh telah sobek dimakan bangku dan tanganku. Aduh, Integral lagi. Integral pakai lipat pula.

Hei, engkau yang kurindu ada disana, jam setengah satu dari tempatku kini. Tiba-tiba saja waktu menuntunku ke sebelahmu, pada sebuah kursi kosong. Mungkin Tuhan menyediakannya untukku.

Kau melihat kesini. Di samping kirimu kini. Seperti biasa, dengan senyummu yang memikat itu. Beruntungnya buku Kalkulusmu itu, sampulnya saja bisa merasakan hangatnya tanganmu, lembutnya jari-jarimu, sedikit hembusan nafasmu, atau aroma tubuhmu.

Kau mulai bicara, tentang malam, tentang bintang, tentang Mars, tentang Bulan. Ah, keindahan yang biasa kunikmati dikala sepi. Keindahan yang ingin kunikmati bersamamu. Aku rasa semalam aku yang meng-sms-mu tentang semua itu. Dan mungkin aku lupa meng-sms-mu bahwa semua itu tak seindah dirimu.

Sementara Kalkulus terus saja berlanjut, tak ada gelagat akan berhenti. Sedang aku semakin cemburu dengan buku Kalkulusmu itu.


;KLBK (Kelas Lalu Bangkit Kembali)

Teringatkan Engkau

:Yellow

Kuteringatkan engkau
Suatu kala suatu masa
Ketika Bumi dan Mars dikonjungsi-Nya

Kuteringatkan engkau
Tatkala senyummu menerpa
Ditimbunan cinta yang berjelaga

Kuteringatkan engkau
Dikala tatapmu berbicara
Diantara wajahmu yang merona


;G-210, Mar 5th, 2005, 8.03 PM